Kamis, 28 Februari 2013

sinopsis drama to the beautiful you episode 4

Sinopsis To The Beautiful You Episode 4

Tae Joon bertanya pada ibunya Seung Ri apakah Chang Young pergi karena disuruh. Ibunya menjawab tidak. Tae Joon langsung panik. Dia teringat saat kakaknya Seung ri (Chang Young) mencoba menyentuh Jae Hee. Tae Joon segera mengambil sepeda dan bergegas menyusul Jae hee.
Di tengah perjalanan, Jae Hee teringat kalau dia lupa menananyakan ukuran sandal Tae Joon. Dia lalu meminjam ponsel kakak Seung Ri. “Bisakah kau mmeinjamkan aku ponsel?”
“Untuk apa?” tanya  Chang Young dengan nada sedikit tidak senang. “Aku tidak membawa ponsel.”
“Benarkah? Lalu apa yang harus kita lakukan?” Jae Hee bingung dan tanpa sengaja dia menemukan ponsel milik  Chang Young  di depan.  “ini dia, kau membawanya.”
“Oh,, benarkah?” ujar  Chang Young.
Jae Hee segera menghubungi Tae Joon untuk menanyakan ukuran sendalnya. Belum sempat menjelaskan maksudnya, tae Joon langsung menanyakan keberadaan Jae Hee sekarang. Jae Hee bingung kenapa dia menanyakan keberadaannya. Tae joon yang semakin khawatir langusng menggertak, “Cepatlah! Di mana kau sekarang ?”
Jae Hee melihat sekitar. Dia menjelaskan kalau dirinya saat ini sedang menuju sebuah gudang garam. Tae joon menanyakan tempat yang lain. Jae hee kemudian bilang kalau ini sudah di ujung jalan. Tiba-tiba  Chang Young  mengambil ponselnya dan melemparkannya di samping kursinya. Tae joon semakin panik karena tiba-tiba teleponnya ditutup. Dia pun segera mencari tempat yang dimaksud Jae Hee.
“Ada apa? Kak Chang Young ??” tanya Jae hee bingung dengan sikap Chang Young.
“Diamlah. Jika kau dengarkan baiik-baik, tidak akan terjadi hal buruk.” Jawabnya sambil mengunci pintu mobil.
Tae joon terus berusaha mengejar jae Hee, sampai-sampai dia terjatuh di jalan. Dia berusaha bangkit dan mengambil sepedanya lagi.

Mobil Chang Young akhirnya berhenti. Jae Hee mulai ketakutan dengan sikap Chang Young. Chang Young bilang kalau Jae hee itu sebenarnya perempuan. Jae Hee mencoba mengelak. Akhirnya hal itu pun terjadi. Chang Young berusaha memperkosa jae Hee. Jae hee berhasil melarikan diri. Tapi sayangnya dia tertangkap. 
Tamparan keras pun mendarat di pipi Jae Hee. Gelang pasangan itu pun jatuh. Chang Young semakin marah. Jaee Hee berusaha minta tolong. Chang Young mengejek Jae hee bahwa tidak satu orang pun yang akan menolongnya.
Tiba-tiba sebuah tendangan keras mengarah ke chang Young. Cha Young terhempas ke kubangan air. Mereka berdua lantas berkelahi. Jae Hee melihat mereka dengan perasaaan khawatir sekaligus takut. Tapi Tae akhirnya Tae joon berhasil m,elawan Chang Young. Chang Young pergi melarikan diri. Jae Hee mencegah Tae Joon  untuk menyusul Chang Young. 

Tae Joon melihat jae hee dengan tersenyum lega karena Jae Hee selamat tapi dia juga minta maaf karena dia datang terlambat. Tae Joon lalu memeluk Jae Hee.


Sementara itu Chang Young melarikan diri dengan mobilnya. Saat mobilnya diundurkan ke belakang, tanpa sengaja menindas sepeda yang dibawa Tae Joon. Sepeda itu pun rusak.

Tae Joon memeluk Jae Hee dengan sangat erat.
“Hei Tae Joon, aku tidak bisa bernapas.” Ujar Jae Hee.
“Kenapa? Apa kau ada yang terluka?” tanya tae Joon sangat khawatir.
“Tidak , hanya saja kau memelukku terlalu erat.” Jawabnya.
Hhha,, Tae joon malu. Dia lalu mengajak jae hee pulang.
“Apa kau bisa berjalan pulang?” tanya tae Joon.
Jae hee tidak menjawab, dia hanya melihat kakinya yang sepertinya terkilir. Tae Joon pun berjongkok dia depan Jae Hee, “Naiklah.” . Tae Joon berniat menggendong Jae Hee sampai rumah. So sweet >_<

Sebelum pergi, Tae joon melihat gelang tergeletak di kubangan air. Dia pun mengambilnya.


Di penginapan, semua orang mulai cemas menunggu kedatangan Jae heed an Tae Joon.
“Kemana sih perginya tae Joon oppa? Ponselnya tidak bisa dihunungi.” Keluh Han Na. “Kenapa dia selelu membuatku merasa buruk.”
Eun Kyul datang menghampiri Han Na. Dia bertanya apakah han na sudah bertemu Jae hee.
“Kenapa kau mencarinya? Balik tanya Han na.
Ketika Eun Kyul mau duduk diayunan yang sama dengan han Na. Han na langsung menolak. Eun Kyul pun mengaku bahwa dia juga tidak ingin duduk di situ. Tapi tiba-tiba Han na berubah pikiran. Dia menyuruh Eun Kyul duduk di sebelahnya. Eun Kyul pun duduk. Dengan segera Han Na langsung memukul Eun Kyul dengan garpunya. Ckckkck,, Han  Na ini suka banget memukul kepala Eun Kyul yaa.. hahha.. poor Eun Kyul ^^
Ternyata niat Han Na untuk menyuruh Eun Kyul duduk disebelahnya adalah untuk bisa memukulnya. Ibunya Seung ri yang melihat kejadian itu langsung mengira kalau itu adalah pertengkaran pasangan. Mereka berdua serentak menjawab tidak. Lalu dokter Min Wo datang. Dia menyuruh untuik mencari jae hee dan Tae joon karena ini sudah larut malam.
Tae Joon terus mengendong jae Hee tanpa lelah.

“Aku rasa kita sudah berjalan sukup lama. Apa kau yakin ini jalan yang benar?” tanya Jae Hee.
“Sepertinya kita tidak bisa kembali.” Jawab Tae Joon.
Sementara itu, pencarian dilakukan di tengah hutan. Mereka semua harus berpencar agar lebih mudah mencarinya. Dalam pencarian, Eun Kyul dipasangkan dengan Han Na. awalnya mereka menolak, tapi akhirnya mereka setuju. Jika sudah menemukan, mereka bisa memberi sinyal lampu senter dengan menghidup matikan senter.

Di tengah perjalanan, tiba–tiba Je Hee dan Tae Joon terjatuh. Jae hee terpental di aspal. Tae Joon langsung mendekati Jae Hee, “Apa kau baik-baik saja?” tanyanya khawatir.
“Aku baik-baik saja, kau?”
Tae joon membantu berdiri Jae Hee. Saat tae Joon membersihkan pundak jae Hee, dia melihat ada luka di pipi Jae Hee. Tae joon sepertinya sangat mengkhawatirkan kondisi Jae Hee.
Mereka berdua lalu duduk di pinggir sawah yang masih kosong. Tae Joon lalu menyerahkan gelang pasangan Jae hee.
 “Ini  milikmu, kan?” tanay tae Joon sambil menyerahkan gelang itu.
“Di mana kau menemukannya?” tanya Jae hee tidak percaya gelang itu berada ditangan Tae joon.
Jae hee lalu memasangkan gelang itu ditangannya dan ditangan Tae Joon.
“Apa yang membuatmu memulai lompat tinggi?” tanya jae hee
“Itu terjadi begitu saja.”
“Mana mungkin bisa terjadi begitu saja.”
Tae Joon kemudian mulai menanykan tempat tinggal Jae Hee apa di Amerika. Jae hee menjawab bahwa dirinya datang ke Amreika dengan ibunya setelah SD. Setelah ayahnya meninggal, ibunya  menikah lagi.
“itu pasti sangat sulit bagimu.” Ujar tae joon
“Itu baik-baik saja. Terima kasih kepadamu.”
“Apa?” Tae Joon bingung kenapa Jae Hee tiba-tiba berterima kasih padanya.
“Ya karena sesuatu saja.” Jawabnya bingung.

Tae joon kembali menggendong Jae Hee menyusuri hutan.
“Aku pasti berat, iyakan?” tanya jae Hee
“Sangat. Apa yang kau makan hingga jadi berat begini?”
Karena merasa tidak enak edngan tae Joon, Jae Hee memutuskan akn berjalan saja. Tae Joon mengatakan  lebih baik begini saja agar bisa lebih nyaman.Jae Hee lalu menanyakan bagaimana perasaan tae Joon saat lompat tinggi.
Pertanyaan itu sama dengan pertanyaan ibunya sewaktu masih hidup. Dia pun kembali teringat masa kcilnya saat pertama kali lompat tinggi.
Aku merasa seperti menyentuh langit. Jika aku melompat lebih tinggi lagi, aku semakin merasakannya.
Tae Joon kecil menagtakan kalau dia lebih senang lagi jika ibunya ikut melomapt bersamnya. Ibunya menjawab kalau dirinya lebih bahagia ketika menonton Tae Joon lompat daripada menyentuh langit.

Tae Joon merasa sedih jika mengingat kejadian itu. Eun Kyul dan Han na kaget ketika melihat sosok seseorang dari kejauhan. Dan ternyata sosok itu adalah Tae Joon dan Jae Hee. Mereka berdua pun langsung menghampirinya. Eun Kyul mengecek keadaan Jae Hee sedangkan Han Na menanyakan kondisi tae Joon.

Di penginapan dokter Min Wo mengobati luka Jae Hee.
“Apa yang terjadi padamu? Kau pergi dengan hyung, dimana dia sekarang? Tanya Seung Ri.
“Itu… “
Belum sempat jae Hee menjawab, Tae joon memotongnya. “Aku bertengkar dengannya.”
 “Bertengkar? Hyung dan kau?” tanya Seung Ri tidak percaya.
“Hanya sebuah pertengkaran kecil.” Jawab Tae Joon
Tae joon membuatkan roti selai untuk Jae Hee. Ibunya Seung ri datang, dia meminta Tae Joon memberikan susu yang dibuatnya untuk Jae hee. 
Saat akan masuk ke kamar Jae Hee, dari jendela tae Joon melihat Eun Kyul sedang erusaha menghibur Jae hee dengan nyanyian konyolnya. 
Dan sepertinya Tae Joon sedikit cemburu. Dia pun lalu pergi tanpa sempat memberikan makanan dan susu itu pada Jae hee.

Paginya mereka semua menikmati sarapan di pinggir pantai. Jae hee terlihat tidak memakan makanannya, dia hanya melamun sambil mengaduk-aduk makannanya. Tae Joon memperhatikannya. Han Na melihat tae Joon terus memperhatikan Jae Hee. Saat Jae hee duduk-duduk sendirian, Han na datang menghampirinya.
“Goo Jae Hee, kau terus membuatku jengkel.” Katanya.
“Memang aku melakukan apa?”
“Aku tidak tahu.”
“Apa?”
“Itu membuatku frustasi ketika aku tidak tahu penyebabnya. Tapi… sebuah insting perempuan tentang sesuatu yang menakutkan. Terutama aku.” ujar Han Na. “Instingku mengatakan peringatan ketika aku melihatmu. “
“Apa maksudmu?” tanya Jae hee mulai khawatir identitasnya terbongkar.
“Bagaimanapun aku ingin kau lebih berhati-hati mulai sekarang.” Jawab han na lalu pergi.

Saat akan pergi, Eun Kyul melihat cap tangan Jae Hee di dinding. Sebelum pergi, Eun Kyul mengajak semua teman-temannya untuk berfoto bersama. Mereka semua yang sudah duduk rapi di mobil sedikit malas untuk beranjak pergi tapi akhirnya dilakukan juga. Ibu Seung ri memfoto mereka. 
Dan hasilnya, Eun Kyul terlihat merem saat berfoto. Dia pun meminta diulang, tapi semuanya tidak mau dan kembali ke mobil. Walaupun fotonya tidak begitu bagus, Eun kyul pun tetap menguploadnya di internet dengan tulisan, “Hai ini aku jelas melihat kenangan itu. Adios!”

Di tengah perjalanan, Jae Hee minta ijin meminjam tablet pc Tae Joon. Katanya ada email yang harus dia cek. Awalnya Tae Joon tak ingin meminjamkannya, tapi begitu melihat ekspresi jae Hee sedih. Tae joon lalu berubah pikiran. Jae hee segera mengecek emailnya. Di sana ada email dari kakaknya yang berisi kedatangannya minggu ini. Jae Hee sentak kaget. Dia membangunkan teman-temannya yang sedang tidur.

Saat dokter Min Wo ke toilet dia bertemu dengan orang asing. Dokter Min Wo terus mengomterai penampilan bule itu. Penampilan bule itu sangat sempurna. Di ruang seminar, tak terduga ternyata bule yang ditemuinya tadi adalah salah seorang pengisi seminar. Bule itu mempresentasikan tentang penyakit psikologis. Dokter Min Wo kaget. Dia lalu membaca buku pemandu seminar dan ternyata bule itu bernama Daniel Dawson dari USA. Sementara itu, diwaktu yang bersamaan manager Tae Joon tengah merencanakan jadwal syuting Tae Joon. Manager bilang bahwa Tae Joon lebih cocok jadi entertain daripada atlet.

Tae Joon melakukan syuting CF di sekolahnya. Sutradara masih kurang puas dengan akting Tae Joon. Dia bilang Tae joon kurang menonjolkan karakter perannya. Sutradara juga bilang bahwa menyewa seklah ini tidak mudah, jadi jangan membuang-buang waktu. Tapi asistennya malah bilang kalau kepala sekolah sudah mengizinkan untuk memakai sekolah kapan saja. Asistennya juga menamabhakan kalau kepala sekolah akan segera datang untuk melihat. Kepala sekolah pun datang. Dia langsung memarahi sang sutradara. Katanya sutradara terlalu banyak mengeluh apdahal dia saja belum tentu bisa melakukannya. Kepala sekolah juga membangga-banggakan Tae Joon. Tae joon yang mendengarnya hanay tersenyum kecil. 

Jae hee mengecek emailnya lagi. Kakaknya meng-email dia lagi kalau dia sudah tiba di Seoul. Kakaknya datang dalam rangka seminar. Setahu kakaknya, jae Hee bersekolah di SMA Serin yaitu SMA khusus perempuan. jadi, kakaknya akan menjemputnya di gerbang sekolah besok siang. 
"Ah!! Apa yang harus kulakukan!!" ujar Jae hee mulai kesal karena bingung.
Dia kemudian berpikiran untuk meminjam seragam SMA Serin, tapi dia bingung mau meminjam siapa.
Tiba-tiba Han Na masuk mencari Tae Joon. Tapi ternyata Tae Joon tidak ada. Dia pun bertanya pada Jae Hee, "Di mana Tae Joon oppa?"
"Dia pergi untuk main film." jawab jae hee cuek.
Jae Hee kemudian bertanya pada Han Na apakah dia siswa SMA Serin. Han Na menjawab iya. Saat jae hee mau mengatakan niatnya mmeinjam baju, tapi langsung dipotong oleh Han Na.
"Tidak, tidak, tidak."
"Kenapa? Kau bahkan belum mendengar perkatannku." ujar jae Hee.
"Yasudah katakan saja lalu aku kan menolaknya." ujar Han Na lalu pergi.
Jae hee kembali bingung lagi. galau nih ceritanya... hihihi 

Paginya, Tae Joon melakukan syuting Cf lagi. Dia bilang kepada sutradara bahwa untuk mengatakan miracle... dalam perannya itu sedikit... Belum selesai Tae Joon ngomong, Jae Hee memotongnya, "Kau itu memang sudah seorang miracle."
Dibarisan penonton, Eun Kyul bilang pada Jae hee kalau tae Joon sekarang mengesankan. Jae Hee bertanya kenapa. Eun Kyul kemudian menjawab bahkan sekarang Tae Joon syuting CF gijeogi dalam bahasa indonesia artinya popok.
"gijeogi?" tanya Jae Hee merasa kurang yakin.
Eun Kyul kemudian dengan lantangnya bilang, "Aku seperti seorang gijeok*!" ujarnya sambil mengacungkan tangan ke Tae Joon.
*miracle dalam bahasa korea pembacannya mirip dengan popok.
Jae hee lalu tertawa. 
Kemudian Jae Hee melhat pelayannya Han Na sedang memsukkan seragam Han Na ke mobil. Setelah dirasa aman, Jae Hee segera mengambil seragam itu. Jae Hee hanya meninggalkan secarik kertas yang berisi kalau dirinya sedang meminjam seragam dan wig milik han na. Han Na sangat kesal. Tapi dikertsa itu tidak disebutkan nama peminjamnya. Jadi Han Na mengira kalau itu perbuatan fansnya. Han na sangat kesal dengan perbuatan fansnya.

Hyeong jae berlatih keras untuk bisa menyamai Tae Joon. Tapi dicoba berkali-kali pun Hyeong jae selalu tidak bisa menyamai rekor melompat Tae Joon. Saat berlari di jalanan, Hyeon jae berpapasan dengan Tae Joon.
"Kang Tae Joon." sapa Hyeon jae.
"Kau benar-benar menjadi selebritis sejati. Kau pergi berkeliling se[erti itu lebih pantas untukmu daripada berkeringat di ruang olahraga. Semoga beruntung." ujar Hyeon Jae lalu pergi.
Tae Joon hanya diam saja.

Eun Kyul memandangi foto-foto Jae hee di ponselnya. Dia kemudian mencari di internet tentang gay. Diinternet tertulis komentar, gay happy and cheerful.. Lalu terbayang dalam lamunannya, dia menikah dengan Jae Hee kemudian tinggal dalam satu rumah. Mereka mempunya seorang anak, namun ketika anak itu bertanya ayah mana yang melahirkannya. Eun Kyul tersadar.
Mana mungkin seorang pria bisa melahirkan. Diapun menjadi takut dengan perasaanya pada Jae Hee.

Tae Joon sedang menyaksikan teman-temannya bermain sepak bola, saat itu juga direktur Jang datang. Mereka berdua mengobrol tentang Direktur yang akan pensiun. Direktur meminta Tae Joon untuk segera lompat tinggi lagi, ini merupakan kerjasama terakhir mereka. Tae Joon merasa sedikit sedih, namun ini pasti akan datang juga. Dia sudah menganggap direktur sebagai keluarganya sendiri.

Jae Hee datang menemui dokter di klinik. Dia memohon pada dokter untuk membantunya keluar dari asrama. Jae Hee memohon-mohon, akhirnya dokter luluh dan mau membantunya.

Jae Hee sudah berdandan ala wanita, dia mengenakan seragam sekolah yang dia curi dari Han Na. Tak lupa juga dia mengenakan wig. Jae Hee duduk-duduk di depan SMA Putri  sambil menunggu kedatangan oppa nya. Jae Hee lupa kalau sekarang dia menjadi wanita, dia terbiasa duduk ala pria. Para gadis memadangnya dengan tatapan aneh. Jae Hee lalu sadar, dan segera memperbaiki posisi duduknya.  

“Jae Hee!” teriak seseorang bule dari jauh sambil melambaikan tangan.
“Oppa!” jawab Jae hee melambaikan tangannya.
Mereka makan siang bersama. Oppa meminta nomer HP Jae Hee agar lebih mudah mengubunginya. Tapi Jae Hee bilang dia tak punya ponsel.
“Seorang gadis tinggal sendirian? Dengan tidak ada ponsel? Ini saatnya kita shopinggg!” ucap Oppa Jae Hee.

Oppanya memilih-milih baju wanita untuk Jae Hee, namun Jae Hee malah lebih tertarik dengan baju pria. Mereka pun segera membeli ponsel, oppa juga membelikan jepit rambut untuk Jae Hee.

Jae Hee pergi ke kamar mandi. Dia tak sengaja masuk ke toilet pria dan lupa kalau sekarang dia mnejadi wanita. Haha.... >,<// Jae Hee lalu buru-buru pergi dan masuk toilet wanita.

Dia pergi ke toliet wanita, saat Jae Hee akan mencoba jepit rambut yang tadi dibelinya dia melihat Seol Han Na ada di sebelahnya.
“Seol Han Na.” Ucap Jae Hee spontan.
“Ya.Ya, aku juga menggunakan toliet umum.” Jawab Han Na dengan angkuh. Dia pikir Jae Hee mungkin salah satu fansnya.
Jae Hee segera pergi, sambil menutupi wajah dengan rambutnya. Tapi Han Na menghentikannya dan memberikan jepit rambutnya yang tertinggal. Jae Hee segera mengambil jepit itu dan langsung pergi.

Jae Hee terengah-engah berlari, dia takut Han Na mengejarnya. Oppa menghampiri Jae Hee dan mengatakan kalau hari ini hari keberuntungan Jae Hee. Saat ini , di mall ini , Tae joon sedang mengadakan acara signing event, Jae Hee pasti sangat senang. Pikir oppanya.

“Kau bilang tae Joon disini!!” tanya Jae Hee kaget.
“Iya, ayo pergi dan minta tanda tangannya.” Ucap Oppa sambil menarik tangan Jae Hee untuk dibawa ke Tae Joon.
Jae Hee menolak, tapi oppa memaksanya dan mengajaknya mengantri untuk bisa dapat tanda tangan Tae Joon.

Tibalah giliran Jae Hee. Dia menutupi wajah dengan rambutnya.
“Namamu?” tanya Tae Joon. Sepertinya dia tidak sadar kalau itu Jae Hee.
“Goo Jeel.” Jawab Jae Hee asal. Padahal Goo Jeel itu berarti kotor/kacau. Tae Joon merasa aneh dengan nama itu. Diapun segera memberikan tanda tanganya. 
Saat itu juga Han Na datang sambil terus memandangi Jae Hee yang berpenampilan wanita.
“Hei kau tunggu dulu,, Apakah kita saling kenal?” tanya Seol Han Na penasaran.

“Permisi. Mungkin kau salah orang.” Jawab Jae Hee.
“Wajahmu itu sepertinya sering ku lihat sebelumnya..” ucap Han Na. “Dapatkah kau mengangkat rambutmu ke atas sedikit.”
Han Na ingin melihat wajah Jae Hee dengan jelas. Karena wajah Jae Hee tertutup oleh rambutnya.
Salah seorang teman Han Na bilang kalau wanita itu yang mereka temui tadi di toilet.
Tapi Han Na tetep keukeh kalau dia familiar dengan wajah itu. Tae Joon bilang kalau seragamnya kan sama dengan Han Na, mungkin dia teman sekolahnya.

Oppa mengantar Jae Hee sampai di depan sekolahnya. Jae Hee pura-pura masuk ke gerbang sekolah itu. Setelah oppa pergi Jae Hee pun segera pulang ke asrama.


Malam harinya, Tae Joon pergi ke ruang latihan. Dia melihat palang lompat tingginya, semuanya kenangan tersimpan diruangan itu. Dia pergi membereskan isi lokernya, dan memasukkan semua barang-barangnya yang terkait dengan lompat tinggi dalam tas.  


Tae Joon menemukan scrap book yang berisi potongan koran berita tentang dirinya yang menang kejuaraan lompat tinggi dan foto-foto kenangan masa lalunya.

Saat Tae joon masih bernostalgia dengan masa lalunya, tiba-tiba pelatih datang. “Melihat kau membereskan semua barang-barangmu..kau benar-benar yakin ingin keluar?” tanya pelatih itu.
Tae Joon segera membereskan barang-barangnya dan bilang, “Terima ksasih untuk selama ini.” Dia kemudian pergi.
Pelatih itu mengancam kalau Tae Joon keluar dia tak akan bisa masuk lagi untuk mengikuti lompat tinggi.

Tae joon masuk ke kamarnya dengan lesu. Jae Hee menyapanya, tapi Tae Joon cuek dan langsung pergi tidur. Jae Hee memamerkan ponsel barunya, dan minta nomer Hp Tae Joon. Tapi malah gag digubris. Ya udah, Jae Hee ke ranjangnya sambil mainan laptop.

Pagi harinya di sekolah, Jae terus-terusan menguap. Sepertinya dia semalem nggak tidur. Guru yang melihat Jae Hee mengabaikan pelajaran, lalu melempari Jae Hee dengan kapur. Shoot!! Kapur itu melaju tepat di mulut Jae Hee yang sedang menguap. Semua tertawa. Tae Joon hanya geleng-geleng kepala.
Guru menyuruh Jae Hee untuk membawa meja dan kursi nya ke luar kelas. Eun Kyul juga disuruh keluar karena Hpnya berbunyi pas pelajaran.

Mereka berdua malah mengobrol. Guru lalu memukul mereka dari jendela karena terlalu berisik. Guru menyuruh mereka untuk pergi lari ke lapangan.



Eun Kyul yang melihat dari tadi Jae menguap bertanya, “Apa yang kau lakukan semalam sampai kau kelelahan?”
“Yeahh..aku memikirkan seseorang.” Jawab Jae Hee.
“Siapa? Siapa?” tanya Eun Kyul penasaran. Eun Kyul sedikit berharap, kalau yang dipikirkan Jae Hee itu adalah dirinya.

Dokter memanggil Jae Hee dan menyurhnya untuk ikut. Jae Hee di ajaknya ke klinik.
Dokter itu memintanya untuk mentranslate perkataan tamunya. Dokter itu tahu Jae Hee sangat pintar berbahasa Inggris. 


Dokter itu menjelaskan, kalau temannya ini ahli dalam pengobatan YIPS syndrome. Dia bilang akan membantunya soal penyakit Tae Joon. Nmaun sayangnya dia berasal dari Amerika, jadi dokter bilang dia butuh bantuan untuk menerjemahkan setiap perkataanya,. Jae Hee jadi bersemangat.
Teman dokter itu akhirnya datang.
“Jae Hee?” ucap seseorang yang baru datang itu.
“Oppa!!” jawab Jae Hee kaget. Dia tak menyangka kalau teman dokter itu adalah oppanya dari Amerika.

Oppa sangat marah dan kecewa pada Jae Hee. Mereka berdua pun berbicara serius di kamar Jae Hee.
“Oppaa....Aku,,,”
“Apa kau memikirkan apa yang telah kau lakukan?” bentak Oppa Jae Hee marah. “Kau sudah berbohong padaku. Apa kau sudah kehilangan otakmu!”
Oppa sangat marah, dia tidak mengerti apa yang dalam pikiran adeknya sampai-sampai rela melakukan ini semua.
“Maaf.. Aku punya alasan kenapa ada disekolah ini.” Ucap Jae Hee memelas.
“Alasan..maksudmu..” tanya Oppa sambil mengambil foto Taejoon. “Orang ini!”
“Ini sudah keluar jalur, bahkan meskipun kau menyukainya.” Bentak oppa kesal.
“Bukan seperti itu, aku tidak menyukainya.” Bela Jae Hee. “Aku bisa terus maju karena Tae Joon.”
Di luar kamar, tanpa mereka sadari, Tae Joon ternyata mendengarkan pembicaraan mereka.
“Setelah melihat Tae Joon berlari, Aku mendapatkan motivasi dan semangat untuk kembali berlari lagi dari cidera."
“Lupakan itu! Sekarang yang harus kau lakukan adalah kembali ke Amerika!” tegas Oppa.
Tapi Jae Hee menolaknya dan bilang dia sangat ingin melihat Tae Joon bisa lompat tinggi lagi.
“Apa yang kau lakukan? Kau lah yang memberitahuku kalau Tae Joon menderita  YIPS syndrome. Tidak ada yang bisa kau lakukan untuknya.” Ucap Oppa semakin meninggikan suaranya.
“ Apa kau tahu betapa pentingnya lompat tinggi untuk Tae Joon?” tanya Jae Hee serius.
“Bagaimana dengan hidupmu?” tanya oppa kembali.
Kali ini kesabaran oppa sudah habis. Dia sudah tak bisa mentolerir tindakan Jae Hee. Mengabaikan hidupnya hanya untuk Tae Joon..
Sementara itu, Tae Joon dari luar terus mendengarkan pertengkaran Jae Hee dan oppanya.
“Apa kau melupakan janjimu? Untuk mengikuti jejakku sampai ke Liga Ivy? Kau membuang semuanya! Bagaimana dengan mimpimu?”
“Oppa.. tapi aku masih harus berada disini untuk Tae Joon.” Pinta Jae Hee memelas.
“Tidak peduli! Apakah aku akan membiarkan seorang GADIS tinggal di kamar pria?” bentak oppa.
Tae Joon yang ada diluar kaget. Ternyata teman sekamarnya adalah seorang wanita. Dia tak menyangka, Jae Hee selama ini rela berpura-pura menjadi seorang pria hanya demi bisa melihat dirinya lompat tinggi lagi.

Oppa terus menasehati Jae Hee, tapi dia hanya diam saja. Oppa bilang besok dia akan kembali ke Amrik. 
Oppa pergi dan Jae Hee mengikutinya sambil memohon-mohon untuk mengizinkannya tinggal di asrama ini. Tae Joon keluar dari persembunyiannya. 

Tae Joon lalu pergi ke kandang Sangchu.
“Jadi itu sebabnya kenapa kau baik padanya? Mengingat kau tidak membiarkan pria  manapun mendekatimu. Karena Goo Jae Hee seorang gadis?"
Tae Joon akhirnya sadar, kalau yang tadi di mall dan Han Na bilang kalau wajahnya familiar itu tenyata adalah Jae Hee. Bagaimana bisa dia tanpa pikir panjang berpura-pura jadi pria? Apa yang harus kulakukan? Memulangkannya ke Amerika? Tae Joon bingung bercampur sedih.
*Wah..ada perkembangan nih antara hubungan Jae Hee dan Tae Joon. Sepertinya Tae Joon sudah mulai ada rasa dengan Jae Hee.^^

Tae Joon menyiapkan koper Jae Hee di depan pintu kamar. Jae Hee bingung kenapa kopernya ada disitu. Tae Joon menjawab kalau sekarang dia tidak mau berbagi kamar  lagi dengan Jae Hee. 
Tae Joon mengusir Jae Hee pergi dari hadapannya. Jae Hee memohon-mohon, tapi Tae Joon malah membentaknya dan menyuruhnya mencari kamar lain. Jae Hee menangis sedih.

Jae Hee kemudian pergi ke luar, menenangkan dirinya. Eun Kyul yang melihat Jae Hee sedang sedih lalu menghampirinya. Eun Kyul mencoba menghibur Jae Hee. 
Ketika Jae Hee bersandar di bahunya, Eun Kyul merasa dag dig dug. Diapun buru-buru pergi izin kembali ke kamarnya. Eun Kyul lalu berlari-lari di lapangan , menstabilkan perasaanya yang kacau.

Jae Hee mengambil kopernya di kamar.  Jae Hee melihat Tae Joon sudah tidur, padahal sebenarnya belum.
“Maaf untuk selama ini. Saat ini juga, Aku pikir aku sudah melakukan hal yang benar. Tapi jika faktanya dengan kepergianku bisa membuatmu senang. Aku akan pergi. Meskipun cuma sebentar, berada di sisimu adalah hal yang menyenangkan. Jaga dirimu baik-baik, Kang Tae Joon. “ ucap Jae Hee dengan sedih.
Tae joon yang berpura-pura tidur, terhanyut oleh perasaanya. Matanya berkaca-kaca seolah ingin menangis. Sebenarnya dia tak rela kalau Jae Hee harus pergi, tapi ini semua demi kebaikan Jae Hee.
Jae Hee menangis pergi meninggalkan Tae Joon. Harapannya untuk melihat Tae Joon lompat tinggi pupuslah sudah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar