Sinopsis To The Beautiful You Episode 4
Tae
Joon bertanya pada ibunya Seung Ri apakah Chang Young pergi karena
disuruh. Ibunya menjawab tidak. Tae Joon langsung panik. Dia teringat
saat kakaknya Seung ri (Chang Young) mencoba menyentuh Jae Hee. Tae Joon
segera mengambil sepeda dan bergegas menyusul Jae hee.
“Untuk apa?” tanya Chang Young dengan nada sedikit tidak senang. “Aku tidak membawa ponsel.”
“Benarkah? Lalu apa yang harus kita lakukan?” Jae Hee bingung dan tanpa sengaja dia menemukan ponsel milik Chang Young di depan. “ini dia, kau membawanya.”
“Oh,, benarkah?” ujar Chang Young.
Jae
Hee segera menghubungi Tae Joon untuk menanyakan ukuran sendalnya.
Belum sempat menjelaskan maksudnya, tae Joon langsung menanyakan
keberadaan Jae Hee sekarang. Jae Hee bingung kenapa dia menanyakan
keberadaannya. Tae joon yang semakin khawatir langusng menggertak,
“Cepatlah! Di mana kau sekarang ?”
Jae
Hee melihat sekitar. Dia menjelaskan kalau dirinya saat ini sedang
menuju sebuah gudang garam. Tae joon menanyakan tempat yang lain. Jae
hee kemudian bilang kalau ini sudah di ujung jalan. Tiba-tiba Chang Young mengambil
ponselnya dan melemparkannya di samping kursinya. Tae joon semakin
panik karena tiba-tiba teleponnya ditutup. Dia pun segera mencari tempat
yang dimaksud Jae Hee.
“Ada apa? Kak Chang Young ??” tanya Jae hee bingung dengan sikap Chang Young.
“Diamlah. Jika kau dengarkan baiik-baik, tidak akan terjadi hal buruk.” Jawabnya sambil mengunci pintu mobil.
Tae
joon terus berusaha mengejar jae Hee, sampai-sampai dia terjatuh di
jalan. Dia berusaha bangkit dan mengambil sepedanya lagi.
Mobil
Chang Young akhirnya berhenti. Jae Hee mulai ketakutan dengan sikap
Chang Young. Chang Young bilang kalau Jae hee itu sebenarnya perempuan.
Jae Hee mencoba mengelak. Akhirnya hal itu pun terjadi. Chang Young
berusaha memperkosa jae Hee. Jae hee berhasil melarikan diri. Tapi
sayangnya dia tertangkap.
Tamparan
keras pun mendarat di pipi Jae Hee. Gelang pasangan itu pun jatuh.
Chang Young semakin marah. Jaee Hee berusaha minta tolong. Chang Young
mengejek Jae hee bahwa tidak satu orang pun yang akan menolongnya.
Tiba-tiba
sebuah tendangan keras mengarah ke chang Young. Cha Young terhempas ke
kubangan air. Mereka berdua lantas berkelahi. Jae Hee melihat mereka
dengan perasaaan khawatir sekaligus takut. Tapi Tae akhirnya Tae joon
berhasil m,elawan Chang Young. Chang Young pergi melarikan diri. Jae Hee
mencegah Tae Joon untuk menyusul Chang Young.
Tae
Joon melihat jae hee dengan tersenyum lega karena Jae Hee selamat tapi
dia juga minta maaf karena dia datang terlambat. Tae Joon lalu memeluk
Jae Hee.
Sementara
itu Chang Young melarikan diri dengan mobilnya. Saat mobilnya
diundurkan ke belakang, tanpa sengaja menindas sepeda yang dibawa Tae
Joon. Sepeda itu pun rusak.
Tae Joon memeluk Jae Hee dengan sangat erat.
“Hei Tae Joon, aku tidak bisa bernapas.” Ujar Jae Hee.
“Kenapa? Apa kau ada yang terluka?” tanya tae Joon sangat khawatir.
“Tidak , hanya saja kau memelukku terlalu erat.” Jawabnya.
Hhha,, Tae joon malu. Dia lalu mengajak jae hee pulang.
“Apa kau bisa berjalan pulang?” tanya tae Joon.
Jae
hee tidak menjawab, dia hanya melihat kakinya yang sepertinya terkilir.
Tae Joon pun berjongkok dia depan Jae Hee, “Naiklah.” . Tae Joon
berniat menggendong Jae Hee sampai rumah. So sweet >_<
Sebelum pergi, Tae joon melihat gelang tergeletak di kubangan air. Dia pun mengambilnya.
“Kemana sih perginya tae Joon oppa? Ponselnya tidak bisa dihunungi.” Keluh Han Na. “Kenapa dia selelu membuatku merasa buruk.”
Eun Kyul datang menghampiri Han Na. Dia bertanya apakah han na sudah bertemu Jae hee.
“Kenapa kau mencarinya? Balik tanya Han na.
Ketika
Eun Kyul mau duduk diayunan yang sama dengan han Na. Han na langsung
menolak. Eun Kyul pun mengaku bahwa dia juga tidak ingin duduk di situ.
Tapi tiba-tiba Han na berubah pikiran. Dia menyuruh Eun Kyul duduk di
sebelahnya. Eun Kyul pun duduk. Dengan segera Han Na langsung memukul
Eun Kyul dengan garpunya. Ckckkck,, Han Na ini suka banget memukul kepala Eun Kyul yaa.. hahha.. poor Eun Kyul ^^
Ternyata
niat Han Na untuk menyuruh Eun Kyul duduk disebelahnya adalah untuk
bisa memukulnya. Ibunya Seung ri yang melihat kejadian itu langsung
mengira kalau itu adalah pertengkaran pasangan. Mereka berdua serentak
menjawab tidak. Lalu dokter Min Wo datang. Dia menyuruh untuik mencari
jae hee dan Tae joon karena ini sudah larut malam.
Tae Joon terus mengendong jae Hee tanpa lelah.
“Sepertinya kita tidak bisa kembali.” Jawab Tae Joon.
Sementara
itu, pencarian dilakukan di tengah hutan. Mereka semua harus berpencar
agar lebih mudah mencarinya. Dalam pencarian, Eun Kyul dipasangkan
dengan Han Na. awalnya mereka menolak, tapi akhirnya mereka setuju. Jika
sudah menemukan, mereka bisa memberi sinyal lampu senter dengan
menghidup matikan senter.
“Aku baik-baik saja, kau?”
Tae
joon membantu berdiri Jae Hee. Saat tae Joon membersihkan pundak jae
Hee, dia melihat ada luka di pipi Jae Hee. Tae joon sepertinya sangat
mengkhawatirkan kondisi Jae Hee.
Mereka berdua lalu duduk di pinggir sawah yang masih kosong. Tae Joon lalu menyerahkan gelang pasangan Jae hee.
“Di mana kau menemukannya?” tanya Jae hee tidak percaya gelang itu berada ditangan Tae joon.
Jae hee lalu memasangkan gelang itu ditangannya dan ditangan Tae Joon.
“Apa yang membuatmu memulai lompat tinggi?” tanya jae hee
“Itu terjadi begitu saja.”
“Mana mungkin bisa terjadi begitu saja.”
Tae
Joon kemudian mulai menanykan tempat tinggal Jae Hee apa di Amerika.
Jae hee menjawab bahwa dirinya datang ke Amreika dengan ibunya setelah
SD. Setelah ayahnya meninggal, ibunya menikah lagi.
“itu pasti sangat sulit bagimu.” Ujar tae joon
“Itu baik-baik saja. Terima kasih kepadamu.”
“Apa?” Tae Joon bingung kenapa Jae Hee tiba-tiba berterima kasih padanya.
“Ya karena sesuatu saja.” Jawabnya bingung.
Tae joon kembali menggendong Jae Hee menyusuri hutan.
“Aku pasti berat, iyakan?” tanya jae Hee
“Sangat. Apa yang kau makan hingga jadi berat begini?”
Karena
merasa tidak enak edngan tae Joon, Jae Hee memutuskan akn berjalan
saja. Tae Joon mengatakan lebih baik begini saja agar bisa lebih
nyaman.Jae Hee lalu menanyakan bagaimana perasaan tae Joon saat lompat
tinggi.
Pertanyaan
itu sama dengan pertanyaan ibunya sewaktu masih hidup. Dia pun kembali
teringat masa kcilnya saat pertama kali lompat tinggi.
Aku merasa seperti menyentuh langit. Jika aku melompat lebih tinggi lagi, aku semakin merasakannya.
Tae
Joon kecil menagtakan kalau dia lebih senang lagi jika ibunya ikut
melomapt bersamnya. Ibunya menjawab kalau dirinya lebih bahagia ketika
menonton Tae Joon lompat daripada menyentuh langit.
Tae
Joon merasa sedih jika mengingat kejadian itu. Eun Kyul dan Han na
kaget ketika melihat sosok seseorang dari kejauhan. Dan ternyata sosok
itu adalah Tae Joon dan Jae Hee. Mereka berdua pun langsung
menghampirinya. Eun Kyul mengecek keadaan Jae Hee sedangkan Han Na
menanyakan kondisi tae Joon.
Di penginapan dokter Min Wo mengobati luka Jae Hee.
“Apa yang terjadi padamu? Kau pergi dengan hyung, dimana dia sekarang? Tanya Seung Ri.
“Itu… “
Belum sempat jae Hee menjawab, Tae joon memotongnya. “Aku bertengkar dengannya.”
“Hanya sebuah pertengkaran kecil.” Jawab Tae Joon
Tae
joon membuatkan roti selai untuk Jae Hee. Ibunya Seung ri datang, dia
meminta Tae Joon memberikan susu yang dibuatnya untuk Jae hee.
Saat
akan masuk ke kamar Jae Hee, dari jendela tae Joon melihat Eun Kyul
sedang erusaha menghibur Jae hee dengan nyanyian konyolnya.
Dan sepertinya Tae Joon sedikit cemburu. Dia pun lalu pergi tanpa sempat memberikan makanan dan susu itu pada Jae hee.
“Memang aku melakukan apa?”
“Aku tidak tahu.”
“Apa?”
“Itu
membuatku frustasi ketika aku tidak tahu penyebabnya. Tapi… sebuah
insting perempuan tentang sesuatu yang menakutkan. Terutama aku.” ujar
Han Na. “Instingku mengatakan peringatan ketika aku melihatmu. “
“Apa maksudmu?” tanya Jae hee mulai khawatir identitasnya terbongkar.
“Bagaimanapun aku ingin kau lebih berhati-hati mulai sekarang.” Jawab han na lalu pergi.
Saat
akan pergi, Eun Kyul melihat cap tangan Jae Hee di dinding. Sebelum
pergi, Eun Kyul mengajak semua teman-temannya untuk berfoto bersama.
Mereka semua yang sudah duduk rapi di mobil sedikit malas untuk beranjak
pergi tapi akhirnya dilakukan juga. Ibu Seung ri memfoto mereka.
Dan
hasilnya, Eun Kyul terlihat merem saat berfoto. Dia pun meminta
diulang, tapi semuanya tidak mau dan kembali ke mobil. Walaupun fotonya
tidak begitu bagus, Eun kyul pun tetap menguploadnya di internet dengan
tulisan, “Hai ini aku jelas melihat kenangan itu. Adios!”
Di
tengah perjalanan, Jae Hee minta ijin meminjam tablet pc Tae Joon.
Katanya ada email yang harus dia cek. Awalnya Tae Joon tak ingin
meminjamkannya, tapi begitu melihat ekspresi jae Hee sedih. Tae joon
lalu berubah pikiran. Jae hee segera mengecek emailnya. Di sana ada
email dari kakaknya yang berisi kedatangannya minggu ini. Jae Hee sentak
kaget. Dia membangunkan teman-temannya yang sedang tidur.
Saat
dokter Min Wo ke toilet dia bertemu dengan orang asing. Dokter Min Wo
terus mengomterai penampilan bule itu. Penampilan bule itu sangat
sempurna. Di ruang seminar, tak terduga ternyata bule yang ditemuinya
tadi adalah salah seorang pengisi seminar. Bule itu mempresentasikan
tentang penyakit psikologis. Dokter Min Wo kaget. Dia lalu membaca buku
pemandu seminar dan ternyata bule itu bernama Daniel Dawson dari USA.
Sementara itu, diwaktu yang bersamaan manager Tae Joon tengah
merencanakan jadwal syuting Tae Joon. Manager bilang bahwa Tae Joon
lebih cocok jadi entertain daripada atlet.
Tae
Joon melakukan syuting CF di sekolahnya. Sutradara masih kurang puas
dengan akting Tae Joon. Dia bilang Tae joon kurang menonjolkan karakter
perannya. Sutradara juga bilang bahwa menyewa seklah ini tidak mudah,
jadi jangan membuang-buang waktu. Tapi asistennya malah bilang kalau
kepala sekolah sudah mengizinkan untuk memakai sekolah kapan saja.
Asistennya juga menamabhakan kalau kepala sekolah akan segera datang
untuk melihat. Kepala sekolah pun datang. Dia langsung memarahi sang
sutradara. Katanya sutradara terlalu banyak mengeluh apdahal dia saja
belum tentu bisa melakukannya. Kepala sekolah juga membangga-banggakan
Tae Joon. Tae joon yang mendengarnya hanay tersenyum kecil.
Jae
hee mengecek emailnya lagi. Kakaknya meng-email dia lagi kalau dia
sudah tiba di Seoul. Kakaknya datang dalam rangka seminar. Setahu
kakaknya, jae Hee bersekolah di SMA Serin yaitu SMA khusus perempuan.
jadi, kakaknya akan menjemputnya di gerbang sekolah besok siang.
"Ah!! Apa yang harus kulakukan!!" ujar Jae hee mulai kesal karena bingung.
Dia kemudian berpikiran untuk meminjam seragam SMA Serin, tapi dia bingung mau meminjam siapa.
Tiba-tiba
Han Na masuk mencari Tae Joon. Tapi ternyata Tae Joon tidak ada. Dia
pun bertanya pada Jae Hee, "Di mana Tae Joon oppa?"
"Dia pergi untuk main film." jawab jae hee cuek.
Jae
Hee kemudian bertanya pada Han Na apakah dia siswa SMA Serin. Han Na
menjawab iya. Saat jae hee mau mengatakan niatnya mmeinjam baju, tapi
langsung dipotong oleh Han Na.
"Tidak, tidak, tidak."
"Kenapa? Kau bahkan belum mendengar perkatannku." ujar jae Hee.
"Yasudah katakan saja lalu aku kan menolaknya." ujar Han Na lalu pergi.
Jae hee kembali bingung lagi. galau nih ceritanya... hihihi
Paginya,
Tae Joon melakukan syuting Cf lagi. Dia bilang kepada sutradara bahwa
untuk mengatakan miracle... dalam perannya itu sedikit... Belum selesai
Tae Joon ngomong, Jae Hee memotongnya, "Kau itu memang sudah seorang
miracle."
Dibarisan
penonton, Eun Kyul bilang pada Jae hee kalau tae Joon sekarang
mengesankan. Jae Hee bertanya kenapa. Eun Kyul kemudian menjawab bahkan
sekarang Tae Joon syuting CF gijeogi dalam bahasa indonesia artinya
popok.
"gijeogi?" tanya Jae Hee merasa kurang yakin.
Eun Kyul kemudian dengan lantangnya bilang, "Aku seperti seorang gijeok*!" ujarnya sambil mengacungkan tangan ke Tae Joon.
*miracle dalam bahasa korea pembacannya mirip dengan popok.
Jae hee lalu tertawa.
Kemudian
Jae Hee melhat pelayannya Han Na sedang memsukkan seragam Han Na ke
mobil. Setelah dirasa aman, Jae Hee segera mengambil seragam itu. Jae
Hee hanya meninggalkan secarik kertas yang berisi kalau dirinya sedang
meminjam seragam dan wig milik han na. Han Na sangat kesal. Tapi
dikertsa itu tidak disebutkan nama peminjamnya. Jadi Han Na mengira
kalau itu perbuatan fansnya. Han na sangat kesal dengan perbuatan
fansnya.
Hyeong
jae berlatih keras untuk bisa menyamai Tae Joon. Tapi dicoba
berkali-kali pun Hyeong jae selalu tidak bisa menyamai rekor melompat
Tae Joon. Saat berlari di jalanan, Hyeon jae berpapasan dengan Tae Joon.
"Kang Tae Joon." sapa Hyeon jae.
"Kau
benar-benar menjadi selebritis sejati. Kau pergi berkeliling se[erti
itu lebih pantas untukmu daripada berkeringat di ruang olahraga. Semoga
beruntung." ujar Hyeon Jae lalu pergi.
Tae Joon hanya diam saja.
Eun
Kyul memandangi foto-foto Jae hee di ponselnya. Dia kemudian mencari di
internet tentang gay. Diinternet tertulis komentar, gay happy and
cheerful.. Lalu terbayang dalam lamunannya, dia menikah dengan Jae Hee
kemudian tinggal dalam satu rumah. Mereka mempunya seorang anak, namun
ketika anak itu bertanya ayah mana yang melahirkannya. Eun Kyul
tersadar.
Mana mungkin seorang pria bisa melahirkan. Diapun menjadi takut dengan perasaanya pada Jae Hee.
Tae
Joon sedang menyaksikan teman-temannya bermain sepak bola, saat itu
juga direktur Jang datang. Mereka berdua mengobrol tentang Direktur yang
akan pensiun. Direktur meminta Tae Joon untuk segera lompat tinggi
lagi, ini merupakan kerjasama terakhir mereka. Tae Joon merasa sedikit
sedih, namun ini pasti akan datang juga. Dia sudah menganggap direktur
sebagai keluarganya sendiri.
Jae
Hee datang menemui dokter di klinik. Dia memohon pada dokter untuk
membantunya keluar dari asrama. Jae Hee memohon-mohon, akhirnya dokter
luluh dan mau membantunya.
Jae
Hee sudah berdandan ala wanita, dia mengenakan seragam sekolah yang dia
curi dari Han Na. Tak lupa juga dia mengenakan wig. Jae Hee duduk-duduk
di depan SMA Putri sambil menunggu kedatangan oppa nya. Jae Hee lupa
kalau sekarang dia menjadi wanita, dia terbiasa duduk ala pria. Para
gadis memadangnya dengan tatapan aneh. Jae Hee lalu sadar, dan segera
memperbaiki posisi duduknya.
“Jae Hee!” teriak seseorang bule dari jauh sambil melambaikan tangan.
“Oppa!” jawab Jae hee melambaikan tangannya.
Mereka
makan siang bersama. Oppa meminta nomer HP Jae Hee agar lebih mudah
mengubunginya. Tapi Jae Hee bilang dia tak punya ponsel.
“Seorang gadis tinggal sendirian? Dengan tidak ada ponsel? Ini saatnya kita shopinggg!” ucap Oppa Jae Hee.
Oppanya
memilih-milih baju wanita untuk Jae Hee, namun Jae Hee malah lebih
tertarik dengan baju pria. Mereka pun segera membeli ponsel, oppa juga
membelikan jepit rambut untuk Jae Hee.
Jae Hee pergi ke kamar mandi. Dia tak sengaja masuk ke toilet pria dan lupa kalau sekarang dia mnejadi wanita. Haha.... >,<// Jae Hee lalu buru-buru pergi dan masuk toilet wanita.
Dia
pergi ke toliet wanita, saat Jae Hee akan mencoba jepit rambut yang
tadi dibelinya dia melihat Seol Han Na ada di sebelahnya.
“Seol Han Na.” Ucap Jae Hee spontan.
“Ya.Ya, aku juga menggunakan toliet umum.” Jawab Han Na dengan angkuh. Dia pikir Jae Hee mungkin salah satu fansnya.
Jae
Hee segera pergi, sambil menutupi wajah dengan rambutnya. Tapi Han Na
menghentikannya dan memberikan jepit rambutnya yang tertinggal. Jae Hee
segera mengambil jepit itu dan langsung pergi.
Jae
Hee terengah-engah berlari, dia takut Han Na mengejarnya. Oppa
menghampiri Jae Hee dan mengatakan kalau hari ini hari keberuntungan Jae
Hee. Saat ini , di mall ini , Tae joon sedang mengadakan acara signing
event, Jae Hee pasti sangat senang. Pikir oppanya.
“Kau bilang tae Joon disini!!” tanya Jae Hee kaget.
“Iya, ayo pergi dan minta tanda tangannya.” Ucap Oppa sambil menarik tangan Jae Hee untuk dibawa ke Tae Joon.
Jae Hee menolak, tapi oppa memaksanya dan mengajaknya mengantri untuk bisa dapat tanda tangan Tae Joon.
Tibalah giliran Jae Hee. Dia menutupi wajah dengan rambutnya.
“Namamu?” tanya Tae Joon. Sepertinya dia tidak sadar kalau itu Jae Hee.
“Goo
Jeel.” Jawab Jae Hee asal. Padahal Goo Jeel itu berarti kotor/kacau.
Tae Joon merasa aneh dengan nama itu. Diapun segera memberikan tanda
tanganya.
Saat itu juga Han Na datang sambil terus memandangi Jae Hee yang berpenampilan wanita.
“Hei kau tunggu dulu,, Apakah kita saling kenal?” tanya Seol Han Na penasaran.
“Permisi. Mungkin kau salah orang.” Jawab Jae Hee.
“Wajahmu itu sepertinya sering ku lihat sebelumnya..” ucap Han Na. “Dapatkah kau mengangkat rambutmu ke atas sedikit.”
Han Na ingin melihat wajah Jae Hee dengan jelas. Karena wajah Jae Hee tertutup oleh rambutnya.
Salah seorang teman Han Na bilang kalau wanita itu yang mereka temui tadi di toilet.
Tapi
Han Na tetep keukeh kalau dia familiar dengan wajah itu. Tae Joon
bilang kalau seragamnya kan sama dengan Han Na, mungkin dia teman
sekolahnya.
Oppa
mengantar Jae Hee sampai di depan sekolahnya. Jae Hee pura-pura masuk
ke gerbang sekolah itu. Setelah oppa pergi Jae Hee pun segera pulang ke
asrama.
Malam
harinya, Tae Joon pergi ke ruang latihan. Dia melihat palang lompat
tingginya, semuanya kenangan tersimpan diruangan itu. Dia pergi
membereskan isi lokernya, dan memasukkan semua barang-barangnya yang
terkait dengan lompat tinggi dalam tas.
Tae Joon menemukan scrap book yang berisi potongan koran berita tentang dirinya yang menang kejuaraan lompat tinggi dan foto-foto kenangan masa lalunya.
Tae Joon menemukan scrap book yang berisi potongan koran berita tentang dirinya yang menang kejuaraan lompat tinggi dan foto-foto kenangan masa lalunya.
Saat
Tae joon masih bernostalgia dengan masa lalunya, tiba-tiba pelatih
datang. “Melihat kau membereskan semua barang-barangmu..kau benar-benar
yakin ingin keluar?” tanya pelatih itu.
Tae Joon segera membereskan barang-barangnya dan bilang, “Terima ksasih untuk selama ini.” Dia kemudian pergi.
Pelatih itu mengancam kalau Tae Joon keluar dia tak akan bisa masuk lagi untuk mengikuti lompat tinggi.
Tae
joon masuk ke kamarnya dengan lesu. Jae Hee menyapanya, tapi Tae Joon
cuek dan langsung pergi tidur. Jae Hee memamerkan ponsel barunya, dan
minta nomer Hp Tae Joon. Tapi malah gag digubris. Ya udah, Jae Hee ke
ranjangnya sambil mainan laptop.
Pagi
harinya di sekolah, Jae terus-terusan menguap. Sepertinya dia semalem
nggak tidur. Guru yang melihat Jae Hee mengabaikan pelajaran, lalu
melempari Jae Hee dengan kapur. Shoot!! Kapur itu melaju tepat di mulut
Jae Hee yang sedang menguap. Semua tertawa. Tae Joon hanya geleng-geleng
kepala.
Guru
menyuruh Jae Hee untuk membawa meja dan kursi nya ke luar kelas. Eun
Kyul juga disuruh keluar karena Hpnya berbunyi pas pelajaran.
Mereka
berdua malah mengobrol. Guru lalu memukul mereka dari jendela karena
terlalu berisik. Guru menyuruh mereka untuk pergi lari ke lapangan.
Eun Kyul yang melihat dari tadi Jae menguap bertanya, “Apa yang kau lakukan semalam sampai kau kelelahan?”
“Yeahh..aku memikirkan seseorang.” Jawab Jae Hee.
“Siapa? Siapa?” tanya Eun Kyul penasaran. Eun Kyul sedikit berharap, kalau yang dipikirkan Jae Hee itu adalah dirinya.
Dokter memanggil Jae Hee dan menyurhnya untuk ikut. Jae Hee di ajaknya ke klinik.
Dokter itu memintanya untuk mentranslate perkataan tamunya. Dokter itu tahu Jae Hee sangat pintar berbahasa Inggris.
Dokter itu menjelaskan, kalau temannya ini ahli dalam pengobatan YIPS syndrome. Dia bilang akan membantunya soal penyakit Tae Joon. Nmaun sayangnya dia berasal dari Amerika, jadi dokter bilang dia butuh bantuan untuk menerjemahkan setiap perkataanya,. Jae Hee jadi bersemangat.
Dokter itu menjelaskan, kalau temannya ini ahli dalam pengobatan YIPS syndrome. Dia bilang akan membantunya soal penyakit Tae Joon. Nmaun sayangnya dia berasal dari Amerika, jadi dokter bilang dia butuh bantuan untuk menerjemahkan setiap perkataanya,. Jae Hee jadi bersemangat.
Teman dokter itu akhirnya datang.
“Jae Hee?” ucap seseorang yang baru datang itu.
“Oppa!!” jawab Jae Hee kaget. Dia tak menyangka kalau teman dokter itu adalah oppanya dari Amerika.
“Oppaa....Aku,,,”
“Apa
kau memikirkan apa yang telah kau lakukan?” bentak Oppa Jae Hee marah.
“Kau sudah berbohong padaku. Apa kau sudah kehilangan otakmu!”
Oppa sangat marah, dia tidak mengerti apa yang dalam pikiran adeknya sampai-sampai rela melakukan ini semua.
“Maaf.. Aku punya alasan kenapa ada disekolah ini.” Ucap Jae Hee memelas.
“Alasan..maksudmu..” tanya Oppa sambil mengambil foto Taejoon. “Orang ini!”
“Ini sudah keluar jalur, bahkan meskipun kau menyukainya.” Bentak oppa kesal.
“Bukan seperti itu, aku tidak menyukainya.” Bela Jae Hee. “Aku bisa terus maju karena Tae Joon.”
Di luar kamar, tanpa mereka sadari, Tae Joon ternyata mendengarkan pembicaraan mereka.
“Setelah melihat Tae Joon berlari, Aku mendapatkan motivasi dan semangat untuk kembali berlari lagi dari cidera."
“Lupakan itu! Sekarang yang harus kau lakukan adalah kembali ke Amerika!” tegas Oppa.
Tapi Jae Hee menolaknya dan bilang dia sangat ingin melihat Tae Joon bisa lompat tinggi lagi.
“Apa yang kau lakukan? Kau lah yang memberitahuku kalau Tae Joon menderita YIPS syndrome. Tidak ada yang bisa kau lakukan untuknya.” Ucap Oppa semakin meninggikan suaranya.
“ Apa kau tahu betapa pentingnya lompat tinggi untuk Tae Joon?” tanya Jae Hee serius.
“Bagaimana dengan hidupmu?” tanya oppa kembali.
Kali ini kesabaran oppa sudah habis. Dia sudah tak bisa mentolerir tindakan Jae Hee. Mengabaikan hidupnya hanya untuk Tae Joon..
Sementara itu, Tae Joon dari luar terus mendengarkan pertengkaran Jae Hee dan oppanya.
“Apa kau melupakan janjimu? Untuk mengikuti jejakku sampai ke Liga Ivy? Kau membuang semuanya! Bagaimana dengan mimpimu?”
“Oppa.. tapi aku masih harus berada disini untuk Tae Joon.” Pinta Jae Hee memelas.
“Tidak peduli! Apakah aku akan membiarkan seorang GADIS tinggal di kamar pria?” bentak oppa.
Tae
Joon yang ada diluar kaget. Ternyata teman sekamarnya adalah seorang
wanita. Dia tak menyangka, Jae Hee selama ini rela berpura-pura menjadi
seorang pria hanya demi bisa melihat dirinya lompat tinggi lagi.
Oppa terus menasehati Jae Hee, tapi dia hanya diam saja. Oppa bilang besok dia akan kembali ke Amrik.
Oppa pergi dan Jae Hee mengikutinya sambil memohon-mohon untuk mengizinkannya tinggal di asrama ini. Tae Joon keluar dari persembunyiannya.
“Jadi
itu sebabnya kenapa kau baik padanya? Mengingat kau tidak membiarkan
pria manapun mendekatimu. Karena Goo Jae Hee seorang gadis?"
Tae
Joon akhirnya sadar, kalau yang tadi di mall dan Han Na bilang kalau
wajahnya familiar itu tenyata adalah Jae Hee. Bagaimana bisa dia tanpa
pikir panjang berpura-pura jadi pria? Apa yang harus kulakukan?
Memulangkannya ke Amerika? Tae Joon bingung bercampur sedih.
*Wah..ada perkembangan nih antara hubungan Jae Hee dan Tae Joon. Sepertinya Tae Joon sudah mulai ada rasa dengan Jae Hee.^^
*Wah..ada perkembangan nih antara hubungan Jae Hee dan Tae Joon. Sepertinya Tae Joon sudah mulai ada rasa dengan Jae Hee.^^
Tae
Joon menyiapkan koper Jae Hee di depan pintu kamar. Jae Hee bingung
kenapa kopernya ada disitu. Tae Joon menjawab kalau sekarang dia tidak
mau berbagi kamar lagi dengan Jae Hee.
Tae
Joon mengusir Jae Hee pergi dari hadapannya. Jae Hee memohon-mohon,
tapi Tae Joon malah membentaknya dan menyuruhnya mencari kamar lain. Jae
Hee menangis sedih.
Jae
Hee kemudian pergi ke luar, menenangkan dirinya. Eun Kyul yang melihat
Jae Hee sedang sedih lalu menghampirinya. Eun Kyul mencoba menghibur Jae
Hee.
Ketika
Jae Hee bersandar di bahunya, Eun Kyul merasa dag dig dug. Diapun
buru-buru pergi izin kembali ke kamarnya. Eun Kyul lalu berlari-lari di
lapangan , menstabilkan perasaanya yang kacau.
Jae Hee mengambil kopernya di kamar. Jae Hee melihat Tae Joon sudah tidur, padahal sebenarnya belum.
“Maaf
untuk selama ini. Saat ini juga, Aku pikir aku sudah melakukan hal yang
benar. Tapi jika faktanya dengan kepergianku bisa membuatmu senang. Aku
akan pergi. Meskipun cuma sebentar, berada di sisimu adalah hal yang
menyenangkan. Jaga dirimu baik-baik, Kang Tae Joon. “ ucap Jae Hee
dengan sedih.
Tae
joon yang berpura-pura tidur, terhanyut oleh perasaanya. Matanya
berkaca-kaca seolah ingin menangis. Sebenarnya dia tak rela kalau Jae
Hee harus pergi, tapi ini semua demi kebaikan Jae Hee.
Jae Hee menangis pergi meninggalkan Tae Joon. Harapannya untuk melihat Tae Joon lompat tinggi pupuslah sudah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar