Kamis, 28 Februari 2013

sinopsis drama to the beautiful you episode 2


Sinopsis To The Beautiful You Episode 2

Dokter Min Wo mendekatkan wajahnya ke Jae Hee dan menatapnya tajam sambil berkata, “Kenapa di sekolah khusus pria ada siswa perempuan sepertimu?” Sentak jae Hee kaget. Dia mencoba mengelak bahwa dirinya bukan wanita. Dia pun pergi dari klinik.

Sementara itu, direktur Jang pergi menemui Tae Joon untuk mencoba menghiburnya akibat kegagalan lompat tinggi tadi. “Tenang saja, bagi seorang atlet, cedera adalah hal yang lazim. Kita terlalu terburu-buru. Ini semua salahku. Aku selalu heboh.”
“Periksakan dirimu lagi. Sehingga kita bisa tahu dimana lukanya dengan demikian kau bisa cepat sembuh.” Lanjut direktur.
Tae Joon masih diam saja. Tiba-tiba handphone manager berdering. Direktur berdalih bahwa yang telepon itu adalah cowok kencannya. Tapi tae joon tahu kalau sebenarnya itu wartawan.
“Jawab saja aku baik-baik saja.” kata Tae Joon.
“Bagaimanapun aku tidak akan menjadi atlet seumur hidupku. Aku akan cari jalan lain. Aku tidak akan mati kelaparan.”
“Apa maksudmu?” tanya direktur bingung.
“Meskipun aku tidak bisa melompat lagi, bukan masalah. Aku sudah melompat banyak sekali.” Tae joon mengakhiri pembicaraannya dan pergi.


Eun Kyul datang menghampiri Jae Hee yang sedang berjalan.
“Hei, monyet cungkring!” panggil Eun Kyul pada Jae Hee.
“Kau sudah merasa baikan?” tanya jae Hee. “Aku kira kau mati. Kau tahu betapa khawatirnya aku?”
“Aku tidak akan mati.” Jawab Jae Hee seraya tersenyum.
Eun Kyul bilang kalau Tae Joon juga mengalami cedera sehingga dia gagal dalam percobaan lompat tinggi. Jae Hee pun kaget. Dia segera bergegas ke kamar Tae Joon. Tapi sayangnya, Tae Joon sedang tidak ada.

Seorang pria turun dari mobil dan menghampiri Tae joon.
“Apa yang membuat orang sibuk sepertimu datang ke sini?” sindir Tae Joon.
Tanpa menjawab pria itu langsung menampar Tae joon. Yeahh,, pria itu adalah ayah kandung Tae Joon.
Ayah kandung Tae Joon mengira kalau tadi saat melakukan lompatan, Tae Joon sengaja menggagalkannya karena dari dulu Tae Joon sudah ingin menyerah. Tapi tae Joon malah bilang kalau ayahnya tidak perlu mengurusinya. Biar ini jadi urusannya saja.


Kembali ke kamar, Tae Joon masih saja ingin mengusir Jae Hee dari kamarnya. Tapi dia tidak bisa melakukannya karena perintah Seung Ri. Tae Joon mengatakan kalau dia tidak akan mengusir Jae Hee jika dia tidak akan mengeluarkan suara melebihi 40 desibel.
Jae hee sedikit senang karena ini artinya Tae Joon mulai menerimanya.
Tae Joon yang ketus juga membuat pernyataan kalau kamar ini adalah miliknya dan Jae Hee bukan siapa-siapa.
“Hei, apa ada hal seperti ini?” ujar Jae Hee tidak terima dengan keputusan itu.
“Kalau kau tidak mau, maka cepatlah berkemas.” balas Tae Joon.
Daripada harus pergi, Tae Hee pun trepaksa mengalah, “Baiklah,,baiklah,, ini kamar milikmu dan aku bukan siapa-siapa.”
Jae Hee lalu menanyakan tentang 40 desibel itu. Tae Joon menjawab kalau 40 desibel itu adalah suara halaman buku yang dibalik di perpustakaan. ckckckc..hhha ^^

Tae Joon memimpikan masa lalunya sewaktu ibunya wafat. Dia pergi ke pemakaman ibunya sambil membawa medali emasnya. Dia menangis di atas kuburan itu. Karena  hal itulah, tidurnya jadi gelisah. Jae Hee yang melihat hal itu berusaha membenahi selimut Tae Joon. Tapi tangan Tae Hee malah digenggam Tae Joon. Tae Joon membayangkan, tangan yang sedang digenggamnya itu adalah tangan ibunya. 

Hingga pagi menjelang, Tae Joon masih menggenggam tangan Jae Hee.
Saat terbangun, Tae Joon langsung melepas genggamannya. “Apa ini?”. Dia pun segera bergegas ke toilet untuk menyembunyikan rasa gugupnya. Jae Hee mengira Tae Joon marah padanya. Jae Hee pun langsung minta maaf karena ketiduran. 

Pagi-pagi saat Jae Hee mencuci muka di kamar mandi, tiba-tiba Eun Kyul masuk. Jae Hee langsung menyuruh Eun Kyul keluar. 
“Hyeon Jae menguasai kamar mandi sejak pagi, dia belum keluar dan sekarang aku ingin pipis.” Ujar Eun Kyul dengan matanya yang masih sayup-sayup.
Tanpa meminta persetujuan Jae Hee, Eun Kyuil pun langsung pipis.
Aisshh!!! Jae hee kaget. Dia langsung menyingkir dan memalingkan muka. “Apa kau tidak punya sopan santun sama sekali?” ujar Jae Hee kesal.
“Dibandingkan dengan itu, kantung kemihku lebih penting.” Jawab Eun Kyul. “Aku akan sakit kalau menahannya seperti ini.”
Jae Hee semakin stress dengan tingkah laku sahabatnya. “Ini keterlaluan…”
Akhirnya Eun Kyul pun keluar. Tiba-tiba katua asrama 2, Seung Ri, masuk. Dia langsung duduk di WC untuk poop. Jae Hee pun langsung berteriak karena kaget setengah mati.
“Kenapa kau tidak memakai toiletmu sendiri!!” ujar Jae Hee makin kesal sambil terus memalingkan muka.
“Hei, pergi saja kalau kau tidak suka.” Jawab ketua asrama dengan santainya.


Pertandingan antar asrama akan segera dimulai. Di SMA Genie ada 3 ketua asrama. Jae Hee, Tae Joon dan Eun Gyeol menempati asrama 2. Ketua asrama 2, Seung Ri, meminta Tae Joon untuk melakukan lompat tinggi lagi. Tapi Tae Joon menolah mentah-mentah.


3 Ketua asrama saling bertemu untuk membahas pertandingan olahraganya. Mereka bertiga sepakat kalau yang menang, bisa menguasai kantin utama. Kantin utama salah satu kantin di SMA Genie yang tempatnya paling bagus dan pelayannya cantik. 
Sedangkan yang kalah, harus makan di kantin luar. Kantin luar ini berada di luar gedung SMA. Selain tempatnya yang amat kecil, penjualnya pun galak dan sudah tua. Perkatannya yang kasar membuat semua siswa malas untuk makan di sana.


Tae Joon melihat Hyeon Jae sedang latihan lomtap tinggi. Tiba-tiba wartawan Yang muncul mengagetkan Tae Joon. Wartawan itu bilang kalau rekor melompat Hyeon jae tidak berbeda jauh dari Tae Joon. Tae Joon tidak menanggapi perkataan perkataann dan pergi. Wartawan Yang menyusulnya. Dia bertanya apakah Tae Joon tidak melompat karena dia tidak ingin atau tidak bisa. Tae Joon berhenti dan berbalik arah menjauhi wartawan Yang.


Seol Han Na adalah seorang atlit senam nasional. Setiap selesai latihan, dia hanya boleh makan salad. Hal itu membuatnya ingin berhenti dan segera saja menikah dengan Tae Joon agar dirinya bisa selalu merawat Tae Joon. Hari itu dirinya dibantu teman-temannya berencana akan membuat hadiah kejutan untuk Tae Joon.

Dengan bersembunyi di truk makanan, Seol Han Na berhasil masuk ke sekolah khusus laki-laki tersebut.
Seol Han Na kaget ketika yang dilihatnya bukan Tae Joon tapi Jae Hee.
“Siapa kau?” tanya Jae Hee heran.
“Aku… pacar oppa Tae Joon.” Jawab Seol Han Na asal. “Oppa pergi ke mana?”
“Mana aku tahu.” Ujar Jae Hee.
Seol Han Na menyuruh Jae Hee untuk tidak bilang pada siapapun kalau dirinya berada di kamar Tae Joon termasuk menguploadnya di internet.
“Memangnya kenapa kalau aku menguploadnya di internet? Tidak ada seorang pun yang mengenalmu.” Kata Jae Hee.
“Apa?” ujar Seol Han Na kaget ternyata ada yang tidak mengenal dirinya.
Seol Han Na mengangkat kaki sebelahnya. “Dengan begini apa kau masih tidak tahu?”
“Bagaimana aku bisa tahu dengan kakimu terangkat begitu?”
Akhirnya Seol Han Na dengan bangganya memperkenalkan diri. Tapi dibalas cuek oleh Jae Hee.
Tae Joon masuk. Dia kaget ada Han Na di kamarnya. Dengan segera dia menarik Han Na keluar. Han Na menolak. Jae hee yang melihatnya, hanya tersenyum.


Asrama 2 mulai berlatih lari. Kali ini giliran Jae Hee dan Hyeong Jae. Jae Hee berhasil menyusul Hyeong Jae. Tapi dengan sengaja Hyeong Jae menjegal kaki Jae Hee. Jae Hee terjatuh dan kakinya terkilir. Dia pun segera pergi ke klinik.


Ternyata klinik sepi. Tiba-tiba Dokter Min Wo dan Tae Joon masuk. Jae Hee pun segera bersembunyi di balik gorden. Dokter Min Wo mengetahui hal itu. Di sana, Dokter Min Wo menyuruh Tae Joon untuk menjelaskan keadaan dirinya yang sebenarnya.
Bahwa kenyataannya kakinya terasa sakit saat akan melakukan percobaan lompatan. Dokter Min Wo menduga Tae Joon terkena sindrom YIPS. Suatu ketika seseorang dalam kondisi baik, tapi suatu ketika lagi berada dalam kondisi buruk yaitu tidak bisa berolah raga. Sindrom ini biasanya terjadi pada olahraga yang membutuhkan konsentrasi sejenak dan melibatkan tekanan psikologi yang besar. Parahnya, kasus ini tidak bisa disembuhkan. Dokter Min Wo mencoba menghibur Tae Joon dengan mengatakan bahwa ini hanya dugaannya saja.

Setelah Tae Joon keluar dari klinik, dokter Min wo menyuruh Jae Hee keluar dari persemunyiannya. Jae Hee berusaha menanyakan apakah Tae joon tidak akan pernah bisa lagi lompat tinggi. 
Dokter Min Wo tidak menjawab. Dia malah bersikeras akan membocorkan identitas Jae Hee pada sekolah. Jae Hee memohon agar identitasnya tidak dibocorkan. Saat dokter Min Wo mencoba menelepon bagian administrasi sekolah, dengan wajah memelas Jae Hee memohon agar identitasnya tidak dibocorkan karena ia berencana akan membuat Tae Joon untuk melakukan lompat tinggi lagi. Akhirnya  dokter Min Wo mengalah, dia akan memeikirkan lagi masalah Jae Hee.


Untuk menghilangkan kegundahannya, Jae Hee pergi jalan-jalan ke luar. Melihat tampang Jae Hee yang murung, Eun Kyul lalu mengajak Jae Hee ke lapangan sepak bola. Di sana, Eun Kyul mengajak Jae Hee bertanding. Awalnya Jae Hee menolak tapi akhirnya dia setuju. Eun Kyul senang karena setelah permainan itu Jae Hee sudah tidak murung lagi.

Mereka berdua menggeletakkan badannya di rumput dan berfoto bersama. Eun Kyul mengunggahnya di akun pribadinya sambil ditambahi tulisan, Persahabatan ini terbentuk di lapangan bola jam 11 malam ini. Yang ku oper dari kakiku kepadamu bukan hanya bola saja. Itu… adalah persahabatan.
Saat Eun Kyuleol memalingkan wajahnya ke arah Jae Heed dan Jae Hee membasl dengan senyuman. Eun Kyul merasa seperti terpesona dengan senyuman Jae Hee.


Wartawan wanita yang dulu ingin mewawancarai Tae Joon tapi ditolak, menyuruh Jae Hee yang notabene adalah teman sekamanya untuk memberikan informasi tentang Tae Joon. 
 
Tapi Jae Hee juga menolak. Lalu wartawan itu memberikan kartu nama, siapa tahu Jae Hee berubah pikiran.

Hyeong Jae masuk ke klinik dan tanpa sengan menemukan data kesehatan Tae Joon. Dia memfoto isi data itu. Tak berapa lama kemudian, kabar kesehatan Tae Joon tersebar di internet. Direktur langsung menghubungi Tae joon untuk klarifikasi. Tae Joon kemudian ingat bahwa suatu ketika saat ia hendak membereskan baju yang tergeletak di lantai, Tae joon menemukan kartu nama wartawan. Sekarang Tae joon menduga kalau yang menyebarkan berita itu adalah Jae Hee.
Setibanya di kamar, Tae joon  langsung menuduh Jae Hee yang menyebarkan berita itu. Jae hee berusaha mengelak kalau bukan dirinya. Tapi Tae Joon tetap yakin kalau Jae Hee lah pelakunya.

Hari pertandingan olahraga telah tiba. Semua siswa dari masing-masing asrama bersipa mengikuti lomba.  Lomba pertama adalah estafet, dan asrama 2 berhasil memenangkannya. Lomba berikutnya basket, dan asrama 1 yang memenangkannya. Dipertandingan berikutnya, tenis, asrama 1 berhasil memenangkannya juga. Tapi dipertandingan sepak bola, asrama 2 yang memenangkannya. Kini kedudukan score asrama 1 dan 2 seimbang sementara asrama 3 masih 0. Pertandingan berikutnyalah yang menentukan pemenangnya.
Saat jam istirahat sebelum pertandingan marathon, Seung ri marah pada Jong Min kenapa kakinya bisa cedera. Jong Min mengatakan meskipun ia keluar, nantinya Tae Joon akan menang dan asrama 2 akan jadi pemenangnya. Tapi sepertinya Tae Joon sudah tak ada disana. Seung Ri bertanya apa Tae Joon sudah bisa di hubungi, tapi temannya menjawab belum.
Lalu Hyeon Jae bicara mengenai Tae Joon yang terkena sindrom Yips. 
 
Jae Hee terkejut. Meski Seung Ri mengatakan itu tak benar, tapi teman yang lain menganggap gosip itu benar dan mulai bergosip.
“Lompat tinggi, Hyeon Jae, kau gantikan Tae Joon.” Kata Seung Ri.
Hyeon Jae sedikit terkejut. Dia beralasan kakinya sedang cedera jadi kita tunggu saja Tae Joon.
Semua orang cemas menunggu kedatangan Tae Joon. Melihat hal itu, Jae Hee terpaksa mengambil keputusan berat. “Marathon… biar aku yang lakukan.”
Semua orang langsung memandang Jae Hee.
“Go Jae Hee, kau?” ujar Seung Ri tidak percaya.
"Jika aku menang, Tae Joon tidak perlu melakukan lompat tinggi.” kata Jae Hee meyakinkan Seung ri. 
Seung Ri sedikit marah dengan keputusan Jae Hee, karena semua orang tahu jae Hee belum pernah ikut lomba marathon. Tapi jae Hee tetap bersikeras ingin melakukannya.

Seung Ri akhirnya memperbolehkan. Saat ia memberi instruksi pada timnya, Ketua kelompok satu datang mulai mengoceh kalau mereka yang akan menang, karena ada pelari nasional di tim mereka.
Ketua tim kelompok 3 juga memberikan instruksi pada timnya. Dan sepertinya akan ada kecurangan dalam lomba ini.

Lomba pun dimulai. Eun kyul terus cemas memikirkan Jae Hee. Seung ri mengatakan kalau sekarang poin pertama yang menentukan telah dimulai.  Eun Kyul bertanya poin penentuan apa?
Seung Ri menjelaskan bahwa setelah berlari 2 km tubuh akan mulai merasa sakit. Kelelahan akan dirasakan dari pinggang bawah. Kram di kaki akan mulai. Tubuh akan menyerah. Para pelari akan menyadari kondisi mereka, pada rasa sakit itu. Dan memang benar, satu per satu pelari mulai mneinggalkan lintasan karena kecapekan.
Pelari dari tim 3 mulai berbuat curang. Pertamanya mereka menumpahkan seluruh minuman yang disediakn dipinggir lintasan.  Kecurangan berikutnya adalah pergantian pemain dengan nomer punggung yang sama. Hal ini dilakukan agar pelarnya selalu mendapat energy yang utuh.
Eun Kyul melihat Tae Joon datang dan segera menghampirinya.
“Hei! Darimana saja kau?” tanya Eun Kyul. “Karenamu, Jae Hee yang lari marathon.”
“Apa? Kenapa Dia?” ujar tae Joon tidak percaya.
Semua pelari nampak sudah sangat kelelahan. Sekarang, poin terakhir. Pada poin ini, bukan tubuh yang berlari tapi semangat dan tekad yang kuat.
Di arena, pelari dari tim 3 berusaha menjegal kaki Jae Hee. Jae Hee pun terjatuh. Dia berusaha bangkit dan berlari lagi.
Di kursi para guru, guru olahraga Kwang memberikan minuman dingin pada guru So Jung. 
Hal ini menunjukkan ketertarikan Kwang pada So Jung. Kemudian guru So Jung memberikan minuman yang sama pada dokter Min Woo. Jelas So Jung terlihat menyukai Min Woo. Min Woo malah memberikannya lagi pada Kwang. Awalnya ia senang, namun kemudian ia sadar itu adalah minumannya tadi.

Kembali ke arena, pelari memasuki lintasan terakhir. Pelari pertama dari asrama 3 dan siswa asrama 3 berteriak. Lalu Go Jae Hee muncul berikutnya. Eun kyul senang dan ia bersorak bersama teman-temannya. Jae Hee terus berlari dan meninggalkan pelari dorm 3 di belakangnya. Ia berlari ke garis finish. Siswa asrama 3 bersorak memberi semangat. Tae Joon terlihat kagum, atau mungkin tak percaya, Jae Hee bisa melakukannya. Di tengah lintasan Jae Hee terjatuh. 

Semua orang cemas melihatnya termasuk Tae Joon. Jae Hee berusaha berdiri tapi tidak kuta. Dia kemudian ingat perkataan Tae Joon saat meraih medali emas bahwa keajaiban adalah kata lain dari kerja keras. Sekali lagi Jae Hee berusaha berdiri dan berlari lagi. Asrama 2 dan 3 saling bersorak sorai mendukung pelarinya.

Dannn FINISH !! Akhirnya  Jae Hee berhasil keluar sebagai pemenangnya. Dari kejauhan Tae Joon terlihat lega dan senang. Anggota asrama 2 saling meluapkan kegembirannya. Semenatra itu, Jae Hee masih terbaring di lintasan finish. Seung ri membantunya menyembuhkan kakinya. Jae Hee pun langsung pergi dengan keadaan kakinya yang masih terkilir untuk menemui Tae joon. Jae Hee tertaih-tatih mengejar Tae Joon.
“Tae Joon !! Aku menang.” Kata Jae Hee.”Aku masih memikirkan apa yang kau katakan. Keajaiban adalah kata lain dari kerja keras. Aku berhasil, kan?”
Jae hee lalu terjatuh lemas. Beruntung Tae Joon segera mengkapnya. Eun Kyul yang melihat hal itu langsung sedikit kecewa.
“Narasumber artikel itu bukan aku.” kata Jae Hee mencoba meyakinkan Tae Joon. "Sungguh bukan aku! Percayalah padaku.”


Malam harinya, asrama 2 berpesta kemenangan. Siswa asrama 2 bersulang. Jae Hee pun akhirnya datang.
“Tamu MVP kita sudah hadir di sini.” Ujar Seung Ri bangga sambil mengarahkan tangannya ke Jae Hee. “Go…” Seung Ri mencoba mengingat-ingat.”Siapa namanya?”
“Jae Hee.” Jawab mereka semua kompak.
“Iya benar Go Jae Hee.” Ujar Seung Ri kembali bersemangat.
Semuanya meneriaki nama Jae Hee. “Go jae Hee...! Go Jae Hee…! Go Jae Hee…!”
Jae Hee menyambutnya dengan senyum manis. Kemudian siswa asrama 2 mengangkat tubuh Jae Hee dan melemparkannya ke atas bebarapa kali. Mereka bersulang kembali. Malam itu mereka semua dihibur dengan penampilan EXO-K yang menawan.
Jae Hee tampak mencari Tae Joon. Eun Kyul menghampirinya, “Apa kau baik-baik saja?”
“Aku merasa lemah.” jawabnya.
“Kau sudah berusaha keras.” Ujar Eun Kyul sambil menepuk pundah Jae Hee. “ Bagaimana kakimu?”
“Sudah baikan.”
Eun Kyul kembali melihat senyuman itu diwajah Jae Hee. Eun Kyul langsung gugup dan pergi.

Di jalan, Eun Kyul berpapasan dengan Han Na.
“Di mana Tae Joon oppa?” tanaya Han Na cuek.
“Kenapa kau tidak menggunakan ekspresi yang sopan?” ujar Eun Kyul kesal.
Han na tidak menjawab. Dia hanya mengerutkan bibirnya dan pergi begitu saja.
Bertengkar dengan seorang gadis dan hatiku berdegup pada seorang pria. Ada apa denganku? Eun Kyul makin bingung dengan kondisinya sendiri.


Tae Joon datang ke pesta menuju meja minuman, Ia minum langsung satu gelas dan pergi. Disaat yang sama Jae hee dan Han na mencari-cari Tae Joon. 

Sementara Eun Kyul mencari-cari seseorang, mungkin Jae Hee. Jong Min dan Seung Ri ingin minum dan mengambil minuman yang tadi diminum Tae Joon. Guru Kwang datang dan menegur mereka, kalau itu minuman guru karena ada alkoholnya. Ia mengatakan pastikan Tae Joon tak meminumnya. Jong Min bertanya kenapa. Seung Ri bilang dia akan mendapat masalah seperti beberapa waktu allu. Sekali dia minum alcohol, dia benar-benar berubah menjadi orang lain. Jong Min bertanya apa yang terjadi. Seung ri menjawab, tae Joon akan mencium orang yang pertama dilihatnya.
Dan orang itu adalah… Jae Hee. Mereka berdua secara kebetulan berpapasan di tangga. Tae joon mendekati Tae Hee.
“Hey..” kata Jae hee bingung dengan kondisi tae joon.
Tae joon pun langsung mencium Jae hee. Bersamaan dengan itu, kembang api dinyalakan untuk memeriahkan pesta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar